Puisi Wajah-wajah Mahasiswa Karya Maria Utami

Ilustrasi Wajah-wajah Mahasiswa (www.pinterest.com)

CV yang Selalu Update

Di kampus ini ada dua jenis atlet utama

yang satu lari mengejar SKS, seminar, dan beasiswa.

CV-nya lebih tebal dari buku diktat paling seram

ia bercita-cita jadi menteri sebelum wisuda tiba.

 

Satunya lagi adalah atlet lari juga

dari gerbang depan langsung ke gerbang belakang.

Kampus adalah terminal transit paling mewah

tempat ia menunggu bus berikutnya untuk pulang.

 

Keduanya sama-sama mengejar target, jangan salah

atlet satu mengumpulkan sertifikat penghargaan

sedang satunya tekun mengumpulkan durasi jam tidur

yang katanya investasi terbaik untuk masa depan.

 

Yogyakarta, Agustus 2025

 

 

Spesialis Urusan Jalanan

Ia punya dua kartu tanda mahasiswa yang valid

satu dari rektorat, satunya lagi dari rakyat.

Ruang kelas favoritnya adalah jalanan yang panas

dosen terbaiknya adalah toa yang suaranya parau.

 

Skripsinya tidak ditulis di atas kertas

tapi diteriakkan di depan barisan aparat.

Ia mengambil jurusan langka: “Ilmu Menggugat Keadilan”

dengan mata kuliah “Praktik Lapangan Menolak Bungkam”.

 

Absennya di kelas mungkin sering bolong-bolong

tapi namanya selalu hadir di daftar orang hilang.

Ia tak peduli pada IPK yang dikeluarkan dekan

sebab ia hanya mengejar satu ijazah: dari Ibu Pertiwi.

 

Yogyakarta, Agustus 2025

 

Menteri Luar Negeri Kampus

Namanya terdaftar di berbagai macam kepanitiaan

daripada di daftar hadir mata kuliahnya sendiri.

Ia jadi menteri luar negeri kampus paling sibuk

agenda utamanya: rapat, lobi, hingga dokumentasi.

 

Di otaknya ada direktori lengkap semua ketua himpunan

lengkap dengan nomor telepon juga gosip terbarunya.

Ia mengambil jurusan “Manajemen Relasi dan Komunikasi”

praktiknya langsung di warung kopi hingga dini hari.

 

Ia mungkin lupa judul skripsinya sendiri

atau nama dosen pembimbingnya yang baik hati.

Tapi, ia tak akan pernah lupa nama sponsor utama

yang bisa mendanai acara besar himpunannya nanti.

 

Yogyakarta, Agustus 2025

 

Kepala Divisi Keuangan Pribadi

Tubuhnya dijadikan kantor pusat bagi dua perusahaan

pagi hari bagian mahasiswa, malam hari bagian pelayan.

Otaknya punya dua sistem operasi yang jalan bersamaan

satu untuk mencerna teori, satunya untuk menghafal pesanan.

 

Di dalam tasnya, buku diktat dan seragam kerja

selalu siap sedia saat waktu bertukar jaga tiba.

Ngantuk jadi teman karibnya, dan kopi investor utamanya

tidur nyenyak bagai kemewahan yang sudah lama terlupa.

 

Uang gajinya bukan untuk foya-foya apalagi gaya

tapi demi cicilan UKT tepat waktu atau ongkos sewa.

Ia harus membiayai mimpinya sendiri dengan keringat

sedikit demi sedikit, dari satu shiftke shift berikutnya.

 

Yogyakarta, Agustus 2025

 

 

Fakultas Ilmu Santai

Baginya, kuliah adalah seni menikmati jeda

kelas sebatas tempat singgah, absen sekadar formalitas.

Deadline tugas adalah konsep waktu yang relatif

dinegosiasikan dengan secangkir kopi atau sedikit drama.

 

Saat kerja kelompok, namanya adalah hantu paling setia

selalu ada di halaman depan, tapi tak pernah ada di ruang kerja.

Kontribusinya adalah doa dari kejauhan

dan ucapan “terima kasih kawan-kawan” di grup WhatsApp.

 

Kartu Hasil Studinya penuh dengan angka-angka misteri

tapi ia tak pernah ambil pusing soal Indeks Prestasi.

Katanya, ia mendalami jurusan yang tak ada di brosur:

“Fakultas Ilmu Menikmati Hidup Sebelum Diatur.”

 

Yogyakarta, Agustus 2025

 

Baca Juga: Museum Trauma dan Puisi Lainnya Karya Sayyid Muhammad

Maria Utami

Maria Utami

seorang ibu rumah tangga yang aktif menulis puisi lagi tahun ini. Hal ini karena rasa cintanya pada puisi tak pernah padam. Baginya, tidak ada kata terlambat untuk terus berkarya. Ia telah beberapa kali menjadi penulis terpilih dalam berbagai event kepenulisan antologi puisi. Dapat didukung atau disapa melalui akun Instagram: @maria.oetami.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *