Bagi kalian, arek Suroboyo dan sekitarnya, pasti sudah tidak asing lagi dengan Pasar Atom, ikon belanja yang terletak di kawasan utara Surabaya. Pasar ini berada di sekitar daerah pecinan Kya-Kya Surabaya, yang membuatnya begitu khas dengan nuansa budaya Tionghoa. Tidak heran, saat berkunjung ke sini, kalian akan menjumpai banyak pedagang dari etnis Tionghoa. Jika sebelumnya Tiara Uci di Terminal Mojok telah membahas sejarah berdirinya Pasar Atom Surabaya dan kuliner tradisionalnya, kali ini saya ingin mengupas sisi lain dari pasar legendaris ini yang tidak kalah menarik.
Sejak kecil hingga kini memiliki anak, Pasar Atom telah menjadi destinasi wajib bagi saya dan keluarga setiap kali berada di Surabaya. Rasanya, kunjungan ke Kota Pahlawan belum lengkap tanpa mampir ke pasar ini. Ada semacam daya tarik yang membuat saya dan ibu selalu terpikat untuk kembali.
Tradisi Perayaan Imlek dan Tahun Baru Cina di Pasar Atom
Pasar Atom di Surabaya menjadi salah satu destinasi yang wajib dikunjungi bagi kalian yang ingin merasakan nuansa perayaan Imlek yang kental. Bagi para pemburu angpao, berkunjung ke Pasar Atom menjelang hari-hari perayaan Imlek bisa menjadi pengalaman yang seru karena beberapa toko menawarkan permainan seru dengan hadiah angpao menarik bagi kalian yang berbelanja di sana. Tapi, ada hal unik yang perlu kalian tahu, pada hari H perayaan Imlek, Pasar Atom tutup total. Alasannya, sebagian besar pedagang di sini berasal dari etnis Tionghoa yang turut merayakan Imlek bersama keluarga mereka.
Ketika mendekati Imlek, hiasan Pasar Atom berubah menjadi warna merah dan emas, khas perayaan Tahun Baru Cina. Ornamen Imlek seperti lampion, hiasan berbentuk shio, hingga angpao beraneka motif menghiasi hampir setiap sudut pasar. Para pedagang juga turut memeriahkan suasana dengan menjual berbagai kebutuhan khas Imlek, seperti kue keranjang, manisan, buah jeruk, lilin merah, hingga pakaian cheongsam. Tidak hanya itu, suara musik tradisional Tionghoa yang mengalun di beberapa area semakin menguatkan atmosfer perayaan. Di sini, kalian juga bisa menemukan makanan khas seperti bakpao, dodol Cina, dan berbagai camilan tradisional lainnya.
Meskipun Pasar Atom tutup pada hari H, keunikan ini justru menjadi daya tarik tersendiri. Sebagai salah satu pusat perbelanjaan tertua di Surabaya, Pasar Atom memperlihatkan bagaimana budaya Tionghoa tetap terjaga dan dihormati. Bagi masyarakat Surabaya, Pasar Atom bukan sekadar tempat belanja, tetapi juga simbol keragaman dan kekayaan tradisi. Jadi, jika kalian ingin merasakan tradisi Imlek yang otentik dan lengkap di Surabaya, Pasar Atom adalah tempat yang tidak boleh dilewatkan.
Sentra Perdagangan Barang Impor dan Kuliner Khas Tionghoa di Pasar Atom
Jika berbicara soal berdagang, etnis Tionghoa memang memiliki reputasi yang tak tertandingi. Di Pasar Atom, salah satu pusat perdagangan terkenal, Anda akan menemukan barang-barang berkualitas tinggi yang sulit dicari di tempat lain. Meskipun harganya mungkin sedikit lebih mahal, kualitas yang ditawarkan benar-benar sepadan. Filosofi dagang mereka yang lebih mengutamakan kualitas dibandingkan kuantitas terbukti menjadi daya tarik utama. Dalam istilah Mandarin, barang-barang di pasar ini sering disebut kualitas ciamik.
Pasar Atom dikenal sebagai surga bagi pecinta barang impor, khususnya ornamen dan hiasan rumah. Produk-produk yang ditawarkan sebagian besar langsung didatangkan dari luar negeri dan terjamin orisinalitasnya. Misalnya, saya pernah membeli satu set teko cantik ketika berada di China seharga Rp200 ribu. Saat melihat produk serupa di salah satu toko di Pasar Atom, harga yang ditawarkan mencapai Rp600 ribu. Meski lebih mahal, kualitasnya tetap menjadi alasan utama banyak orang memilih berbelanja di sini. Selain pernak-pernik, Pasar Atom juga menawarkan produk fashion asli impor yang bukan barang thrifting melainkan produk baru dengan mutu premium.
Bagi penggemar kuliner, Pasar Atom juga menjadi destinasi yang wajib dikunjungi. Di sini, kita bisa menemukan makanan khas Tionghoa yang autentik, mulai dari kue keranjang hingga permen susu jadul yang kini semakin sulit ditemukan di tempat lain. Jika kalian mencari makanan khas Imlek atau camilan nostalgia, pasar ini adalah tempat yang tepat. Selain itu, hidangan kuliner khas Tionghoa lainnya juga tersedia, termasuk restoran yang menawarkan menu berbahan daging B2 (hati-hati memilih menu jika kalian muslim). Namun, daya tarik Pasar Atom tidak berhenti di sana. Aneka jajanan tradisional dan modern pun turut melengkapi keberagaman kuliner di tempat ini. Seperti Cakue Peneleh yang menyediakan berbagai jajanan tradisional hingga mie khas Tiongkok, semua diolah dengan cita rasa otentik. Bagi Anda yang ingin merasakan atmosfer budaya Tionghoa sembari berburu barang berkualitas, Pasar Atom adalah pilihan yang sempurna.
Komunitas Tionghoa yang Aktif Berdagang dan Berinteraksi
Saat berkunjung ke food court di lantai 4 Pasar Atom, Surabaya, kalian akan menemukan lebih dari sekadar deretan tempat makan dengan berbagai pilihan kuliner. Food court ini menjadi tempat berkumpulnya komunitas Tionghoa yang aktif tidak hanya berdagang tetapi juga berinteraksi sosial dengan cara yang unik. Salah satu fenomena menarik yang mungkin pernah saya jumpai adalah keberadaan komunitas kecil seperti Gestun atau “gesek tunai.” Mereka menawarkan jasa pencairan dana dari kartu kredit, biasanya dilakukan oleh para pria muda, yang akrab disebut koko-koko. Tak jarang mereka dengan ramah menghampiri pengunjung, bahkan ketika kita tengah asyik menikmati makanan. Meski terdengar tidak biasa, aktivitas ini menjadi bagian dari kehidupan di tempat tersebut.
Selain itu, suasana food court ini sangat mencerminkan karakteristik budaya Tionghoa di Surabaya. Sebagian besar meja di sini diisi oleh pengunjung etnis Tionghoa yang berbincang dalam berbagai bahasa. Kalian bisa mendengar percakapan campuran dalam logat Suroboyoan Medhog yang kental, bahasa Mandarin, bahkan sesekali diselingi bahasa Inggris. Menariknya lagi, banyak tempat makan di sini yang menyediakan minuman beralkohol seperti bir dan arak, menambah warna kehidupan sosial yang terasa santai dan inklusif seperti melihat film drama china di kehidupan nyata. Ini menunjukkan bahwa food court Pasar Atom bukan hanya sekadar tempat makan, tetapi juga pusat interaksi sosial dan budaya.
Berbelanja, di sini kalian bisa menyaksikan interaksi antarbudaya yang dinamis, baik antara pedagang dan pengunjung maupun antar sesama pengunjung. Tenang saja, meskipun mereka berbeda etnis dengan kita, mereka cukup terbuka dan friendly kepada pengunjung. Bagi Anda yang ingin merasakan suasana autentik khas Surabaya dengan sentuhan budaya Tionghoa yang kental, Pasar Atom adalah destinasi yang wajib dikunjungi.
Penulis: Nuruma Uli Nuha
Editor: Muhammad Ridhoi
BACA JUGA: Satu Warsa Cakrawala Kata: Books & Coffee, Menciptakan Ruang untuk Berkarya dan Berbagi
Leave a Reply