Bagi Saya Persak Kebumen Tetap Jadi Local Pride, Meskipun Hanya Main di Liga Empat 

Bagi Saya Persak Kebumen Tetap Jadi Local Pride, Meskipun Hanya Main di Liga Empat 

Persatuan Sepak Bola Kebumen atau akrab disebut Persak Kebumen merupakan salah satu klub sepak bola yang berasal dari daerah Jawa Tengah bagian Selatan. Bagi sebagian orang, mencintai klub sepakbola apalagi bagian dari tanah kelahiran cukup dengan momen sederhana. Begitu pula dengan Syihab (25), salah satu pendukung setia Persak Kebumen yang mengisahkan awal mula kecintaannya dengan klub ini. 

Mencintai Persak Kebumen yang berawal dari tiket Rp5 ribuan

Sebelum jatuh hati dengan Persak Kebumen, Syihab lebih dulu tertarik dengan klub besar di Jawa Tengah, seperti halnya PSIS ataupun Persijap. Jangankan tahu Persak, keberadaannya pun tidak ada yang tahu. Baru di tahun 2014, ia akhirnya dapat informasi soal Persak yang sedang berlaga di Liga Nusantara. Sejak itulah ia nampak seperti keranjingan Persak Kebumen. 

“Sepakbola itu lebih dari sekadar olahraga. Ini adalah cinta, identitas, kebanggaan, bahkan seperti agama kedua,” ungkapnya. 

Baginya, kebangkitan Laskar Joko Sangkrip—julukan Persak Kebumen—bermakna sebagai simbol harga diri masyarakat Kebumen. Ia sangat ingat betul, momen tiket seharga Rp5 ribu itulah yang menjadi awal dari kecintaannya kepada klub asal Kebumen ini. 

Stadion Persak Kebumen yang miris dan memalukan

Stadion yang baru-baru ini  ramai diperbincangkan di media sosial merupakan kandang dari Laskar Joko Sangkrip. Realita ini sebenarnya sudah ada sejak lama, bahkan seringkali Persak Kebumen harus meminjam lapangan di daerah lain untuk berlaga. Syihab juga mengungkapkan jika ia dan teman-teman Bumi Mania sudah sering demo kepada pemerintah dan hasilnya tetap gitu gitu aja.

Sebenarnya lapangan itu tidak layak untuk disebut stadion, lebih cocok untuk dicangkul dan ditanami padi. Begitu kiranya untuk menggambarkan kualitas dari kandang Persak.  

“Miris dan malu kalau ditanya soal stadion Chandradimuka. Ini semua adalah gambaran bagaimana aspirasi suporter tidak dianggap serius oleh pemerintah,” keluhnya.

Kondisi Lapangan Chandradimuka, Kebumen (Instagram.com/info_stadium)
Kondisi Lapangan Chandradimuka, Kebumen (Youtube.com/Raja Drone ID)

Padahal, Persak telah meraih berbagai prestasi pasca kebangkitannya. Meski memang harus menelan getir, karena tak pernah sekalipun merasakan kejayaan di kandangnya sendiri.  

Lain dulu, lain sekarang

Susah payah perjalanan Persak Kebumen nampaknya sudah berada di track yang benar. Sejauh ini, klub kebanggaan warga kebumen hanya sekali menelan kekalahan dalam gelaran Liga 4 Jawa Tengah. 

Terlepas dari segala tantangan, suporter tetap setia mendukung Persak. Bagi Syihab, klub ini bukan sekadar tim sepakbola, tetapi simbol kebanggaan daerah. 

“Tak peduli menang, kalah, atau seri, kami akan selalu ada,” ucapnya penuh optimisme.

Semoga, di tengah jatuh bangunnya perjalanan, Persak Kebumen dapat terus bangkit dan meraih kejayaannya.

Penulis: Imam Gazi
Editor: Muhammad Ridhoi

BACA JUGA: Turnamen MLBB di Kopinem, Antusiasme Player Mobile Legends Memperebutkan Ribuan Diamonds

Imam Gazi Al Farizi

One response to “Bagi Saya Persak Kebumen Tetap Jadi Local Pride, Meskipun Hanya Main di Liga Empat ”

  1. […] BACA JUGA: Bagi Saya Persak Kebumen Tetap Jadi Local Pride, Meskipun Hanya Main di Liga Empat  […]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *