Tak habis pikir lagi saya ketika mendengar kisah dari kawan lama saya yang baru saja saya temui lagi pada Minggu (23/2/2025) dini hari tadi. Beberapa bulan belakangan, saya memang tak pernah bersua dengannya. Namun, di malam tadi, saya kembali bertemu dengannya lagi.
Sebelum saya bertemu, saya menyempatkan diri untuk meneleponnya, memastikan lokasi dia. Tapi, saya tak mendapati telepon saya dari memanggil berubah berdering. Itu tandanya, handphonenya mati. Begitu saya konfirmasi ke Daniel (21), teman saya ini, dia menuturkan kalau tak lagi memegang handphone. Sebab, handphone-nya disita oleh keluarganya gara-gara main judi slot.
Mulai dari Hutang yang Menumpuk karena main judi slot
Saya sedikit flashback soal apa yang pernah dia ceritakan jauh sebelum kami bertemu pada saat ini. Kira-kira, dua bulan yang lalu, saya juga sempat bertemu dengan Daniel ini. Kami nongkrong di sebuah warung kopi dekat rumah, Kopinem.
“Aku udah rungkat. Hutangku numpuk Rp12 juta,” keluh Daniel dengan wajah memelas.
Katanya, dia sudah lama main judi slot. Saya baru menyadari ketika sedang nongkrong dengannya malam itu. Padahal seringkali saya memberitahunya jika judi slot tak akan membuatnya kaya. Namun, dari percakapan panjang kami, dia tak pernah menghiraukan. Malah dia semakin terjerumus dalam permainan setan itu.
Sebenarnya, Daniel sudah bekerja. Dia sempat menempuh kuliah di salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Bojonegoro. Namun, karena tak betah berlama-lama duduk di kelas sambil mendengarkan materi, dia memutuskan untuk Drop Out (DO).
Daniel lalu memilih fokus bekerja sebagai penjual sprei. Untungnya lumayan juga. Kadang, jika laku keras, dia bisa membawa pulang uang Rp1 juta sehari dalam waktu beberapa jam saja.
Ketika Daniel berhasil membawa uang banyak, dia malah kalap. Uangnya dipakai untuk berjudi, minum-minum alkohol, dan foya-foya dengan temannya. Sehingga, dia tak punya modal lagi untuk berjualan sprei. Dan itu yang membuatnya bisa berhutang hingga Rp12 juta.
Motor terjual, hingga dikarantina oleh guru
Setelah mendengar curhatan Daniel, saya memberinya berbagai saran dari pengalaman beberapa teman saya yang sudah terjerumus dalam judi slot itu. Setelahnya, saya pikir dia sudah menerimanya dengan pikiran terbuka.
Naas, perkataan saya itu rupanya hanya sebatas lewat telinganya. Setelah sebulan saya bertemu dengannya, saya terkejut mendengar kabar kalau dia sudah menjual motornya.
“Motornya aku jual. Sekarang aku nggak kerja jual sprei lagi. Malahan, sekarang aku sedang proses karantina di rumah temanku, sekaligus guruku di pramuka SMA,” ucapnya.
Saya mendatangi rumah tempat dia dikarantina. Daniel mengaku kepada saya jika dia masih bermain judi slot setelah mendapat ceramah panjang dari saya. Namun, dia masih saja ngeyel. Hingga akhirnya, motor yang dia beli seharga Rp9 juta itu harus dilelangkan dan terjual Rp7 juta saja.
“Itu pun masih belum lunas semua hutangku,” tukasnya.
Jatuh ke lubang yang sama gara-gara judi slot
Pertemuan itu membuat saya jadi skeptis untuk memberinya saran lagi. Akhirnya, saya putuskan untuk tidak berkomentar apa-apa lagi. Malahan, teman saya yang lain yang justru memberikan dia saran dan sarkas, karena dia tak pernah menerima kritikan dari orang lain.
Setelah beberapa bulan, saya bertemu Daniel lagi, ketika sedang bermain biliar. Dia menunjukkan ekspresi yang sama seperti ketika nongkrong dulu: melas. Saya pun dengan inisiatif bertanya, soal masalah apa yang dia hadapi, hingga mengapa handphone-nya tak aktif saat saya telepon.
“HP-ku disita kakak,” sahutnya, sambil bermain biliar.
Saya langsung paham. Alasannya adalah, uang yang harusnya digunakan sebagai modal untuk belanja sprei, malah dia gunakan untuk main judi slot. Padahal, berkali-kali Daniel sudah mendapat omongan dari teman-temannya untuk tidak terjerumus di lingkaran setan itu.
Dari cerita Daniel, alasannya terus-terusan main judi slot karena beberapa faktor. Pertama, dia punya ambisi untuk segera kaya. Padahal dari kasus yang sudah-sudah, tidak ada orang yang bisa sukses gara-gara main judi slot. Kedua, dia masih terbayang-bayang dengan banyaknya uang yang masuk untuk judi slot. Dia berpikir jika main terus menerus, akan bisa balik modal. Ketiga, ada faktor yang memicu adrenalinnya untuk terus=terusan all in di judi slot.
Saya langsung terhenyak. Heran. Lalu membatin saja. Ternyata masih ada orang yang benar-benar keras kepala gara-gara main judi slot. Sementara, banyaknya masukan dan kritik dari teman-temannya tak ada satupun yang digubris. Mungkin, ini penyebab kenapa masih banyak orang yang lalai dan abai dengan peringatan berjudi online.
Sering sambat, tapi tak pernah digubris saran dari temannya
Saya hanya diam. Tidak berkomentar, setelah mendengar penjelasan dari Daniel yang luar biasa itu. Saya juga tak berani menghakimi. Sebab, perasaan yang dia rasakan mungkin berbeda dengan yang saya rasakan: bosan memperingatkan.
Terakhir, dia malah memberi saya kata-kata yang cukup menarik untuk ditulis sebagai penutup, sekaligus bisa jadi penilaian pembaca soal pola pikir para pemain judi slot.
“Bahwasanya hidup itu adalah perjudian. Ibarat kamu kuliah, sudah mengorbankan waktu, tenaga, uang, pikiran. Tapi kamu nggak tahu masa depanmu sukses atau tidak. Sebab itu semua Allah yang menentukan.”
Penulis: Muhammad Ridhoi
Editor: Imam Gazi
Leave a Reply