Karosel dan Puisi Lainnya Karya Maulana Abdi Zahid

Ilustrasi Karosel (www.pinterest.com)

Karosel

Waktu begitu menggeliat. Pagi ke pagi

malam ke malam. Gambarmu begitu

lekat seperti lumut. Rimbun

menggerogoti serabut neuron di otakku.

Mencumbu teguk anggur dengan mesra.

 

semata kebuntuan,

mengingat canda candu

tertanam liang dalam ingat yang lekat

 

Kasur lusuh membisik sendu. Alunan ilusi

dan delusi begitu bingar, merongrong kenang

memutar piringan musik begitu lawas.

 

Dengan durasi yang tak berkesudahan.

mengenaimu yang lihai menari di ujung

saraf kranialku, menjelma skizofrenia,

menyulam diri membentuk paranoia.

 

aku, terjebak pada karosel yang membikin

kepingan wajahmu pada malam

di mana aku ditikam berkali-kali

oleh waktu yang selalu kutabung

untuk mengingat bibirmu.

 

dan di sini. Aku.

di balik kamar sesak

dengan rindu yang tak mampu

membangun pusaranya

sendiri.

 

Mataram, 2025

 

Kau Jenggala

Untuk Radisti

 

dalam detak jantung yang menjelma

kicau-kicau burung. Bertengger pada ranting

cemara yang renta, kabut menutup pandang mata.

Pada semburat wine jam 5 sore.

 

Tatap adalah tanda kesunyian paling sepi.

Melengking meminta tolong.

Perihal cinta yang menyesak

dadamu yang rimba.

 

Kau merebah pada belantara.

Mencoba mencukupkan doa,

Menghamba pada belukar kepalamu

yang berisik. Meminta untuk dibabat saja

rumput liar dalam jantungmu yang rimbun.

 

Kau menjelma rahim tanah yang terbakar.

Menjalar pada pohon-pohon tua.

Mengakar pada batu-batu.

Paling hitam, paling diam.

Kau adalah bisu yang bingar.

 

Mataram, 2025

 

Munajat

Pada malam menuju usianya yang renta

Suara-suara jangkrik bersahut

Bersamaan dengan katak-katak di sepetak sawah

Aku berbisik pada sajadah

 

Dalam sunyi yang begitu senyap

Tengadah tanganku

Basah bibirku

Menyebut hatiku

Semoga bintang-bintang

Mampu mengusir mendung

Pada pagiku yang berkabung

 

Mataram, 2025

 

Mata Pelajaran

Ibu tiap hari mengajariku menjahit luka

Bila kudapati ia dari luar pekarangan rumah

Katanya kelak kau akan terbiasa menjahit

Sesakmu saat dewasa

 

Ayah setia mengajariku untuk menghitung

beberapa aritmatika, sebab kata bapak

itu akan kau butuhkan ketika

menghitung hutang saat berkeluarga

 

Ayah sibuk memupuk diri di atas kemboja

Setelah ayah tumbuh dan berbunga

ibu sibuk mendiktekanku keikhlasan

Bercerita kisah-kisah heroik tentang ketulusan

Sebab katanya

ketika aku menyusul bapak

kau tak lagi perlu

melukis sendu di rautmu

Padahal

Kulihat tiap malam ibu selalu

menenun air matanya di ujung sunyi

 

Mataram, 2025

 

Balada Ketenangan

Untuk Husna

 

Alkisah seorang perempuan

Berjalan pada terik mentari yang basah

Bibir kelu, matanya berbinar

Seolah-olah ada cermin duka

Di antara rintik air matanya

 

Ia mencari-cari tenang

Dalam kepalanya yang belukar

Bertaruh di atas doa yang sesempatnya

Ia langitkan pada teduh pohon flamboyan

Di tengah kota

 

Ia tertatih

Menyeret-seret kakinya yang lebam

Terseok-seok ia dalam kesendirian

Dengan penuh keyakinan

Menemukan senyap

Pada dua pilihan

Nyeri dan sesak tak lagi mampu ia sisihkan

Memblender isi kepalanya

Lalu, ia buang bersamaan

Pada tempat yang tak mampu ia lihat

Tak mampu ia tarik

tak mampu ia tadah

 

Kini

Kabarnya ia masih berjalan menyeret-seret

kakinya yang lebam dengan sesak dan

isi kepala yang belukar

 

ia adalah mayat yang tak mampu

mengenal nisannya sendiri

 

Mataram, 2025

 

Seorang Kawan

pada malam-malam

waktu luangnya seorang kawan

bersitegang dengan hari libur

yang susah berkompromi dengan

kepalanya yang tiap hari lembur

Tidurlah otak, besok kau akan

Berpikir keras

Pagi-pagi matanya lebam-lebam

Dipukul insomnia

 

Mataram, 2025

 

Baca Juga: Museum Trauma dan Puisi Lainnya Karya Sayyid Muhammad

Maulana Abdi Zahid

Maulana Abdi Zahid

Asal Mataram. Sedang belajar menjadi guru yang baik di bangku perkuliahan. Suka menulis puisi dan sedang belajar memprosakan puisi. Bisa disapa di medsos IG: maulanaabdizahid

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *