TENTANG PAGI
Pagi yang sama masih menyebut-nyebut namamu
di antara suhu rendah dan dedaun yang berembun
di sela suara penjual roti yang itu-itu saja
dan rutinitas burung-burung.
Pagi yang sama masih menandai hari ulang tahunmu
pada kalender hadiah dari toko emas itu
di antara hari-hari raya, hari besar nasional,
dan hari-hari penting lainnya.
Â
Jika pagi benar-benar mengingat siapa dirimu
sore ini pada angin, ia sungguh merasa ingin
menitipkan kenang-kenangan manis untukku
seutas senyum milikmu.
Â
(Yogyakarta, 2020)
Â
DI RUMAH
Di rumah ada pintu dan jendela
cakrawala dan rahasia-rahasia
yang menggantung di atasnya
Di dinding rumah ada lukisan sawah
gunung galunggung yang megah
dan perjalanan yang ditempuh ayah
Di halaman rumah ada taman bunga
pohon sawo, serikaya dan mangga
jemari ibu terampil merawat segala
Di dapur rumah ada kehangatan
ketika musim hujan alih mengganti
perapian tungku dinyala kembali
Di rumah ada kegembiraan
sesaat kami makan malam dan
gelak tawa di sela percakapan
(Surakarta, 2025)
KALENDER
Meski waktu terus berlalu
kalender tetap tak mampu
melupakan di salah satu tanggal
pada bulannya, namamu pernah kutandai.
(Surakarta, 2025)
Â
MENJADI DEWASA
Menjadi dewasa
adalah menyala
tanpa menyimpan bara
di dalam dirinya
Menjadi dewasa
ialah pelajaran
bersabar dan menunggu
& aku hampir merasakan
kedua-duanya itu
(Yogyakarta, 2020)
Baca Juga :Â Kusimpan Tangis dalam Saku Celana dan Puisi Lainnya Karya Bintang Prakasa