Pada Matamu dan Puisi Lainnya Karya Wardatuz Zahroh

Pada Matamu dan Puisi Lainnya Karya Wardatuz Zahroh

Pada Matamu

Pada matamu yang rimbun air mata

Aku melihat kaktus tumbuh di padang pasir

Dengan desir mengalir di ubun-ubun

 

Ada pilahan bambu diiris pisau dengan ritme ketukan palu yang lengah kubaca ketukannya; sebagai tanda perapian yang abadi dan enggan dimengerti

 

Di sana, di lekuk tubuhmu yang tak beraturan,

Kutemukan pejal pengharapan

Untuk sekedar hidup dari air liurmu sendiri

Sebagai tebusan doa-doa yang dilantunkan serupa ayat suci; kau sendiri pun alpa, apa itu pencipta

 

Sekali aku melihat pada matamu

Ada neraka yang menyala dengan harapan adalah kayunya; sementara itu hujan memelukmu dengan tangan-tangan basahnya

2025

 

DOA SEBATANG POHON YANG KERING

Hari ini, tepat di mana aku membaca tubuhmu

Lewat lekukan lekukan yang timbul dari harapan renta; satu persatu tanggal

 

Dari sudut yang lain, aku melihat punggungmu bergetar

Seolah mendekatkan bumi dan langit sebagai pinta paling rahasia pada pencipta; bahwa kau telah tiada dalam ketidakberdayaan

 

Satu persatu kulihat kulitmu mulai mengelupas

Melepaskan keringkihan angan

Pada daun-daun basah di sekitarmu

 

Kau mati dalam keadaan meminta rindu  tetap hidup dalam doa-doa yang kau sebut degub

 

“Mari kita rayakan kematian, sebagai kesakitan yang dirindukan” katamu, suatu hari itu.

 

Pamekasan, 6 Februari 2025

 

DI TUGU AREK LANCOR

Di tugu arek lancor, diingatnya kembali sebuah kenangan

Ada sebuah senyum tergambar, di sela-sela gerimis dan patricor yang menguar

Diselidikinya lagi penyebab rindu, apakah lampu-lampu di tiang itu menjadi pemicu

Atau rasanya yang terlanjur menyatu

Mari rayakan malam rindu sebagai pesta paling ngilu

 

Pamekasan, 24 Januari 2025

 

Lemari Tua

Ada yang tanggal di kalender mu

Perihal ingatan

Yang acap kali kau kecup dengan wangi dupa

Setiap lemari tua dibuka

Aroma air mata menguar

Entah perihal kenangan

Atau perasaan yang tak kunjung bisa kau semai

 

Januari, 2023

 

Baca Juga : Petik Sial dan Puisi Lainnya Karya Lindu Ariansyah

Wardatuz Zahroh

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *