Memeluk Binatang Jalang
memelukmu hingga ke erat makna seperti mencari
jarum dalam tumpukan jerami. dapat apakah bilapun
kelak dicari? dapat manakah dari gema itu merasuk
benak kami?
bersamamu sampai menuju ke ribuan tahun lagi.
apapun bermain pada kompas nasib. menuju kepada
apakah dari debarmu yang tak terperi?
menuju kepada rasa manakah untuk terasa bahwa
kami dapat hidup beribu-ribu tahun lagi?
Selatpanjang, 2025
Menggeram
biar apapun, aku tahu kau tetap meradang.
mendobrak segala kuasa kemunafikan.
disana muka mereka lebih bulus daripada
tombak retak. disana hati mereka lebih
jalang daripada dirimu.
biar apapun, aku tahu tak semua orang
mampu merayu. tapi kau tetap tegak
berpancang kaki sendiri. menghadang
kepalsuan dunia. menghadang rumitnya
kata-kata. sampai kakimu menerjang
kemunafikan wajah-wajah mereka.
biar apapun, aku tahu kau tetap membawa
luka-luka itu. walau telah berbisa menyentak
tubuhmu. maju dan terjang menjadi
tekadmu. sampai mata ini tertuju ke tanah.
sampai pupus napas ini berselumut gundah.
Selatpanjang, 2025
Kau di Antara Mereka
di antara mereka yang terbaring, kau tahu
mereka bukan tidur. kau tahu mereka memeluk
senjata. di antara karawang-bekasi, diammu
menyimpan amuk seperti mereka yang belum
tuntas menggapai bebas.
mereka memang mati muda. namun kenang
bagi mereka belum menyatu untuk kau sebut.
diammu berselimut debu, memandang sengit
satu-persatu.
kau menghela kepada jiwa-jiwa mereka yang
berkata lirih, “kerja belum selesai.” kau
prihatin tanpa pamrih arti dari empat-lima
ribu jiwa. namun jiwamu bergolak gelora
pada mereka yang telah terbungkus tanah
tulang-belulangnya.
mereka tak lagi dapat berkata-kata. kau tahu
tanda harap untuk berkata-kata dari harapnya.
Selatpanjang, 2025
Gadis Iseng Sendiri
kau berada di pulau yang jauh, bukan? ah, gadis itu
iseng sendiri. begitu lama menantimu. hatinya pasti
memendam rindu-dendam. begitu sengit seperti
bara dalam sekam.
kau berperahu di laut, lancar menuju ke bulan terang.
tanganmu sibuk mengalung oleh-oleh. tidak hanya
menghilang rindu, tetapi juga menjadi tanda abadi
sebagai kenangan.
sedalam lebih jauh, sedalam lebih luluh hati ini.
tak dapat diterka walau tanda telah di mata. jauh akan
membunuh sebab jarak tak dapat diraba. nun,
tiba-tiba perahumu retak, tak juga tiba ke gadismu.
Selatpanjang, 2025
Munajat Paling Jauh
erat dua tapak tanganmu menyatu. haribaan
pejam menuju pikir. malam begitu semu,
pekat bertabur bintang. tak ada sudut dan
celah, maka tuhan tempat berlabuh.
cahaya-nya jatuh kepadamu di ruas sunyi.
himpit hidup begitu merapuhkan tubuh. begitu
bergasing di roda-roda duri. namun munajatmu
terasa paling jauh, paling luluh.
remukmu, gundahmu, derai airmatamu tumpah
ke pekat malam. kepada tuhan, nun di jauh
harap itu, hingga debarmu mereda.
Selatpanjang, 2025
Leave a Reply