Buruh Tani Berjalan Mundur dan Puisi Lainnya Karya Dodik Suprayogi

Buruh Tani Berjalan Mundur dan Puisi Lainnya Karya Dodik Suprayogi

Buruh Tani Berjalan Mundur

Di antara kilauan lumpur di tengah sawah

Kaki-kaki keriput itu melangkah

Mundur menolak maju

Enggan menenggelamkan padi-padi yang telah tertanam

 

Seharian bergelut dengan terik matahari membara

Hanya disapa upah kertas bergambar Insinyur Djuanda

Melihat peluh yang tak lagi mencela

Menerima nasib berkawan lapar menjerit

Dihimpit harga beras buah hasil tangan mereka

 

Buruh tani tergusur nyanyian swasembada

Mesin-mesin turun menjajah lapak bekerja

Elit marhaen berebut kuasa, untuk apa membela?

“Si miskin” buruh tani tak kuasa menahan hina

 

Dengung PHK

18.610 pekerja dihantam PHK

Sepanjang 2025 buruh dihinggapi bencana

Sritex puluhan tahun berjaya

Tumbang membunuh ribuan nyawa

 

32 tahun Marsinah tiada

Suaranya tetap lantang menyerupa

Berbaris di serdadu tanpa pelana

Menagih kesejahteraan kaumnya

Gelombang PHK yang makin menyiksa

 

Hak-Hak buruh yang sekadar omon-omon belaka

Suara buruh yang sekadar komoditas pemilihan raya

Penguasa seolah lupa

Berkuasa hasil menjilat kaum pekerja

Bukan sebatas berkongsi dengan pengusaha

 

Cuaca tak lagi mendung sepenuhnya

Namun angin PHK masih hangat terasa

Menyapu siapa saja yang tak lagi berguna

Nasib pekerja di akhir cerita

 

Preman Yang Dipelihara Negara

Entah sejak kapan Pasal 34 ayat 1 UUD 1945 beralih makna

Rakyat miskin dipelihara negara

Menjelma menjadi preman dipelihara negara

Atau segerombolan preman itu memang rakyat miskin sepenuhnya?

 

Akal-akalan berlindung di balik Pasal 28E ayat 3

Tak ubahnya musang berbulu domba

Jelaga beterbangan mengotori ruang-ruang usaha

Investor dicabik, rakyat kecil dicekik

 

Mungkinkah petrus kembali mengudara?

Omon-omon saja

Komoditi menggiurkan peliharaan rezim berkuasa

Peraup suara yang tetap terjaga

 

Baca Juga: Yang Ada di Saku Celana Bapak dan Puisi Lainnya Karya Fifi Farikhatul atau kolom puisi lainnya

Dodik Suprayogi

One response to “Buruh Tani Berjalan Mundur dan Puisi Lainnya Karya Dodik Suprayogi”

  1. […] Juga : Buruh Tani Berjalan Mundur dan Puisi Lainnya Karya Dodik Suprayogi atau Kolom Puisi […]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *