Medsos dan Puisi Lainnya Karya Muhammad Syahroni

Medsos dan Puisi Lainnya Karya Muhammad Syahroni

MEDSOS, 1

Di medsos, semua orang jadi penyair,
menulis banyak sajak,
mengunggah foto bahagia
yang diambil ulang delapan belas kali,
menyebar petuah bijak hasil salin-tempel
dari akun motivasi.

Aku pun ikut-ikutan.
Kuketik: Bahagia itu sederhana.
Lalu kutunggu seseorang menyukai
kesederhanaanku.

Satu detik.

          Dua detik.

                    Tiga detik.

                              …


Belum ada yang memberi tanda hati.
Aku mulai ragu:
Apakah bahagia harus disunting lebih dulu
sebelum pantas dibagikan?

 

MEDSOS, 2

Malam semakin larut.
Di tempat tidur, seseorang masuk
ke dalam telepon genggamnya,
menelusuri hidup orang lain,
sampai lupa bahwa ia
belum benar-benar menjalani
hidupnya sendiri.

 

MEDSOS, 3

Dulu sekali, orang menulis buku harian,
menggemboknya rapat-rapat.
Kini, semua cerita tumpah ke linimasa,
dibiarkan terbaca,
diharapkan dibaca.

MEDSOS, 4

Suatu waktu,
Tuhan mengirim pesan singkat kepadaku:

Satu pesan dari Tuhan,“Hai.”
Hatiku melonjak.
Dibalas sekarang atau pura-pura sibuk dulu?

 

MEDSOS, 5

Seorang teman menikah,
seorang teman lagi baru pulang dari Eropa,
yang lain sedang pamer hadiah dari kekasih.
Aku memandang diriku sendiri.
Tak ada yang berubah sejak kemarin.
Mungkin aku juga harus membagikan sesuatu.
Sebuah foto, sebuah cerita, sebuah kebahagiaan—
atau setidaknya, sesuatu yang mirip kebahagiaan.

Aku memposting sesuatu yang menurutku penting.

Ponselku bergetar.
Sepuluh likes, dua komentar, satu mention.
Ah,
cukup untuk membuatku merasa hidup,
cukup untuk membuatku lupa
betapa sunyinya kamar ini.

 

MEDSOS, 6

Pagi ini, aku bangun dengan satu pertanyaan:
Dunia sedang apa?
Lalu kugulir layar, mencari jawaban
dari medsos yang cemerlang.

Seseorang mengunggah foto sarapan,
“Healthy lifestyle,” katanya,
tapi aku tahu, ia hanya makan itu demi estetika.
Sebab di kolom komentar, temannya menulis: “Habis ini makan mie instan lagi, kan?”

Di sudut lain, sepasang kekasih yang kukenal
saling menyebut dalam postingan,
berbalas kata-kata manis yang penuh emoji lope-lope.
Lalu tiba-tiba aku teringat:
Minggu lalu, mereka bertengkar hebat.

Aku pun ikut-ikutan.
Kuketik status: “Hidup penuh warna.”
Padahal, hari ini aku hanya berbaring,
menatap langit-langit kamar.

Notifikasi berbunyi.
Ada yang menyukai postinganku.
Aku tersenyum, seakan itu cukup
untuk menutupi kenyataan bahwa
aku belum mandi sejak kemarin.

 

MEDSOS, 7

Malam di beranda rumah,
telepon genggamku kehabisan baterai.
Untuk pertama kalinya,
aku menatap langit sungguhan.
Ternyata bintang masih ada,
meski tak pernah masuk trending topic.

 

MEDSOS, 8

Sebuah museum kecil berisi potongan hidup
yang telah dipoles, disaring, dan ditata ulang.

 

Penulis: Muhammad Syahroni

BACA JUGA: Puisi-puisi Muhammad Daffa

Muhammad Syahroni

One response to “Medsos dan Puisi Lainnya Karya Muhammad Syahroni”

  1. […] BACA JUGA: Medsos dan Puisi Lainnya Karya Muhammad Syahroni […]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *