Beberapa Alasan untuk Pergi ke Gym
tidur lebih nyenyak &
enak. berumur sedikit lebih
panjang, tidak berakhir
di panti jompo sambil
mengeluh sakit punggung
serta pinggang, &
tidak menemui Izrail
dengan cara-cara yang
konon menurut mitos
karanganku sendiri
kurang maskulin, misal
terpleset ubin kamar mandi
yang licin. cukup kuat
sehingga menang adu jotos
kapan saja &
di mana saja melawan
tukang parkir ilegal
yang dengan muka tanpa dosanya
masih menangih uang parkir
meski terpampang plang
sebesar sepeda Nabi Adam
bertuliskan “parkir gratis”. terlihat
cakep-gokil memakai baju
apa saja. menambah
percaya diri setinggi
Gunung Everest ketika
bertelanjang dada. menambah
stamina untuk bekerja
lebih kuda di bawah sistem
Kapitalisme. meningkatkan
kemungkinan selamat dari
kejaran zombi, dengan syarat
rajin kardio &
melatih otot kaki, kalau-kalau
kiamat zombi terjadi. membuktikan
gravitasi Newton itu bukan
sekadar teori kepada penganut
konspirasi bumi datar
dengan menyuruhnya melakukan
pull-up minimal empat set
sepuluh repetisi. merasasai
titik terendah dalam hidup
pengalaman hampir tahlil, nyaris
tertindih bar mesin bench press
lengkap dengan beban
seberat hari senin di kiri-kanan
lalu mendapat epifani &
tiba-tiba bisa membikin puisi
yang cukup keren untuk terbit
di media ternama. &
seterusnya. &
seterusnya.
(2025)
Kau Tidak Bercerita
sejak muda, kau ingin sekali
belajar pada terumbu karang
yang tak goyah hidup
tanpa ayah
laut tahu airmata pasti pasang &
badai lekas datang
berlalu lalang
burung camar menatapmu
duduk di pasir meratap nasib
yang tak pernah sejenak
berpihak
dengan sisa waras
kau perban sakitmu sendiri
sambil mengetuk-ngetuk langit
bertanya apakah seseorang
yang lebih tua &
bijaksana ada di sana
ayah, ayah, ayah
katamu tiga kali
kau terlalu muda untuk
dijawab oleh suaramu
yang memantul kembali &
kau dengar sendiri.
(2024)
–
Mendengar Cigarettes After Sex
kau bertanya adakah
yang lebih sensual dari membakar
sigaret setelah seks brutal?
tidak. tidak ada,
sayangku. tidak film-film
Kieślowski. soundtrack film
retro-romantis. tidak vokal
androgini Greg atau suara
kristal Françoise Hardy
yang sentimental. meski hatiku
adalah hotel bintang lima
dengan ratusan kamar berukuran
kira-kira limapuluh dua
meter persegi &
perasaanku umpama tamu
tak diundang yang
datang-pergi, aku ingin
beberapa tamu, misal
hiraeth, menginap sedikit
lebih lama. katamu, piawai
mengenang artinya dikutuk
mengulang kaset kusut
yang lampau. kau bertanya
adakah yang lebih sensual
dari membakar sigaret
setelah seks brutal?
tidak. tidak ada,
sayangku. tidak menggigit
bibirmu yang legit. kau
bertanya adakah yang lebih
sensual dari membakar
sigaret setelah seks brutal?
tidak. tidak ada,
sayangku. tapi kemurungan
dalam dada kita pelan-pelan
merupa narkoba golongan
satu. kita menolak
direhabilitasi. seperti sepasang
pecandu. kita sepakat seks &
tembakau sama-sama
membikin sakau.
(2024)
–
Catatan dari Asteroid B-612
: RP
aku tak tahu monster apalagi yang berani ganggu tidurmu. yang pasti, kau memintaku kisahkan Little Prince yang lugu. kau pasang seluruh telinga yang kaupunya. kuceritakan empat halaman melalui pesan suara. lalu kantuk mengetuk-ngetuk kedua matamu.
tapi apakah keluguan sebenarnya?
mana topi, mana gajah ditelan ular boa?
mana persepsi, apa ilusi?
kecemasanmu, pohon baobab yang habiskan ruang riang dalam sorot mata. & kita tak pernah berjarak dalam satuan tahun cahaya. & begitulah kita meredam malam—membangun lusa yang niscaya.
(2025)
–
Ariel yang Lain
hari itu kumasuki neraka
tapi tak ada Dante &
Virgil. tak pula Rimbaud atau
Milton. hanya kutemukan catatan kaki
Shakespeare yang tak selesai
dalam drama The Tempest
babak satu, adegan dua:
“neraka kosong melompong &
semua iblis berada di sini…
di masing-masing kepala kita.”
(2023)
Baca Juga : Grafir Hari Lahir dan Puisi Lainnya Karya Musa Bastara
Leave a Reply