Grafir Hari Lahir dan Puisi Lainnya Karya Musa Bastara

Grafir Hari Lahir dan Puisi Lainnya Karya Musa Bastara

Grafir hari lahir

kau bermimpi bila kelak lahir

tak ada gerimis memandikanmu

tapi masih ada rembesan di langit-langit

juga jerit riuh kian pasi

menyingkap subuh. tangismu dalam tangis

seorang ibu yang membentengi kutukan

seperti tali haduk yang diikat

pada sekeliling rumah

serupa guruh penangkal setiap tenung

jahat perempuan telanjang turun gunung

 

setelah ayat pertama digumamkan

setelah seorang bidan membungkusmu

dengan kain lena

dan berbisik di dua daun telingamu:

 

“tangis pertama adalah air mata pertama

yang belum jadi

air mata.”

 

lalu ia serahkan kau kembali ke punuk rahim ibumu

tulah telah ditangguhkan dan maut

mencatut namamu

sebelum jadi nama

yang kelak disalintempel ke permukaan batur

sebelum jadi mala

getar gitar terdengar getir

di ambang gerha yang hendak rubuh

mencari intim demi intim

seorang asing yang jauh

 

tandas air susu diganti air

cucian beras

menetes-netes di ujung bibir

namun itu semua cuma ingin

sebab kau masih mengulang mimpi yang sama

kesekian kalinya

sebab tuhan tak sedang mencurangi takdir

 

ia menyaksikan ibumu tarik menarik

dengan kematian

 

Ramadhan 2025

mari runcingkan telinga

dengar detak jantungmu yang nyaris berdering

di lengang trotoar

atau atas sajadah

mengaji ayat-ayat tak tercatat

di kitab manapun

 

mari tajamkan mata

hantu lahir di mana-mana. kau takut

memandang cermin;

seseorang mungkin tak lagi mengenal dirimu

yang lebih kerap bermukim

dalam candu

hantu-hantu digital

 

mari kosongkan kepala

media sosial terlalu banyak merampas

identitas

dan kebahagiaanmu yang pas-pasan

kita musti antri

memberi judul kepada diri sendiri

 

jangan pulang tanpa tutup akun

barangkali tuhan mampir

di rumahmu

di mana kau arsipkan

berjibun kemarahan dan kesedihan

di luar urusan melacak tuhan

 

aku tak tahu mengapa kau lebih sering

menyalahkan negeri ini

dibanding hidupmu yang disfungsi

mengapa kau melulu menyerah

merekonstruksi harapan-harapan

yang selalu hampir menyentuh tubuh

 

kau berkompromi agar jadi normal dan masuk akal

sebagai syarat hidup bergaji

meski dunia begini rapuh

begitu tak utuh

seperti lebaran tanpa nastar di ruang tamu

 

mari bersihkan bibir, bereskan rasa getir

dari bekas ciuman sebelumnya

menarilah menari

untuk dirimu sendiri

Mencari tuhan di seach engine

selamat berdukacita

anjing dan amin diucapkan dalam sekali napas

usia dihela. terbata-bata dan terbatas

siapa dikebiri ajal

sebelum sempat tandas

kata kata terakhir

 

jika maut datang hari ini

takada belati yang kupercaya mampu membedakan

mana mangga dan urat leher

takada agama yang mahaagama-takada yang terlampau sublim

sebab manusia tak akan sanggup menerima kebenaran

sesederhana tanya seseorang: apakah hantu dan tuhan

adalah sinonim?

 

tuhan bersabda: jangan cari aku di balik busana panjang, kotak sumbangan,

amin paling lantang, meme-meme penjaja iman, search engine,

dan rumah-rumah pemujaan

jika hati masih bertimbun-timbun kebencian

 

Gaudium et spes

kami ketuk pintu rumah sakit

meminta sirine keselamatan yang melengking

dari kwh ekonomi sulit

 

kami lipat puja puja pada agen tenaga kerja

pada program semanis tebu dan janji janji berdebu

pada gerung fufufafa

terimalah tubuh ini, terima semua derita

yang terus menerus numpang rawat

seperti benih jerawat

 

kami masih gampang kagum dengan rancangan

pembangunan kota

dan kehidupan imajiner di pinggiran

jangan tidurkan kami tanpa tabur bunga

tanpa sepat ingus tetangga

 

siapkan cangkul

untuk mengubur harapan dalam dalam

nasib teruk sebegini spam

setiap hari, setiap datang dan pergi

derita diunduh bergiga giga bita

 

kami susun mimpi

serupa batu bata

serupa kata kata

selalu tak pernah tuntas

 

Baca Juga : Layaknya Sangkar di Peraduan Malam dan Puisi Lainnya Karya Jasmine Noor

Musa Bastara

One response to “Grafir Hari Lahir dan Puisi Lainnya Karya Musa Bastara”

  1. […] Baca Juga : Grafir Hari Lahir dan Puisi Lainnya Karya Musa Bastara  […]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *