Sepasang Mata yang Digelari Berkat
1.
Matanya adalah lautan tenang dekat sini yang mungkin menyembunyikan badai
amuk deburnya menyisakan debar yang ia coba mainkan dengan irama gitar
suatu hari kau tenggelam disana, mata itu kunci pada ingatan-ingatan yang ingin membuka
pintu-pintu rindu.
Ia perempuan yang ingin mencintai dengan merdeka mesti iapernah terpenjara dalam hati seseorang yang datang membawa canda dan airmata, candu dan empedu.
2.
Ia dan seorang laki-laki di masa lalu pernah saling jatuh mencintai
pernah menyusuri rahasia-rahasia paling purba. Ia mencintai kuas yang tak kuasa
menahan tangannya melukis satu luka yang masih menganga. Ia mencintai warna
dan ingin mewarnai kisah-kisah horor yang tiba di tubuh laki-laki atau lahir dari
patahan-patahan hatinya sendiri. Ia menyukai keajaiban dan ingin suatu hari
tinggal di Edensor daerah Derbyshire setelah membaca petualangan tokoh-tokoh
dalam sebuah cerita. Ia percaya pada mimpi dan teka-teki dan ingin lepas bebas
dari apa saja, kecuali doa-doa yang tumbuh dari matanya sendiri.
Ia perempuan yang suka bercerita dengan melontarkan pertanyaan demi pertanyaan
sorot matanya sarat akan umpama-umapama. Saya tangkap sebagai rahasia, sebagai berkat.
3.
Ia ingin seperti merpati. Putih dan merdeka yang hinggap di dada
seorang laki-laki juga pada pohon-pohon yang memohon menjatuhkan banyak henyak
daun-daun juga udara ke ujung hidung yang kadang diserang malarindu
pernah, kau menghitung tahi lalat yang nampak pada tubuhnya, ia bilang masih
banyak di bagian-bagian lain. Ia suka memotret manusia juga serangga dan berusaha
menyelami kepala mereka dengan pertanyaan, semisal apakah mereka bahagia, apakah arti
senyum itu, apakah dia baik-baik saja? Apakah luka kemarin masih basah? atau apakah dia sudah lupa cara melupakan?
4.
Seperti pada suatu hari, kita berhaha hihi sampai pagi tanpa bertanya
kenapa bisa begini? apa kabar mata, apa kabar hati?
ia sering bilang, hidup kadang adalah benang-benang kusut, entah pada bagian mana akan terurai oleh apa dan siapa hanya sepi paling piatu yang tahu
bukankah begitu?
(2025)
Melihat Hujan dari Jendela
hujan di bulan Mei lebat
jatuh banyak kenangan dan kita
hanya punya satu payung: rindu
beberapa orang menangisi kehilangan
mereka terlalu manis untuk dikenang secepat itu
kita ditakdirkan untuk memilah dan memilih: melepaskan
kedua lengan paling peluk atau memeluk bayangan paling empuk
atau merawat segala yang tersisa
yang sia-sia
setiap kali hujan lebat
jatuh banyak semoga-semoga dan aku
hanya punya satu rindu: kamu
(2025)
Lelaki Sunyi
Aku melapangkan dada
Untuk kau pergi. jauh.
Setelah melepas sauh
Kemana saja kau berlayar. silahkan.
Di pelabuhan mana hatimu bersandar
Aku tak akan bertanya: mengapa?
Lelaki yang mencintai sunyi itu
Masih disini
Menyemai bulir-bulir sepi
Usaha menghapus bilur-bilur masa lalu
Agar berbuah ranum puisi suatu waktu
Disini aku masih puing-puing kapal karam
Ingin bersandar di dadamu yang dermaga
(2025)
Ketika Ulang Tahun
Apa yang ingin kau tulis di hari ulang tahunmu?
Dari laptop tua kau mendengar
‘Mother how are you today’
Kau mengatup mata dan membenamkan rindu
ibu yang pergi tanpa aba-aba meninggalkan
perjalananmu yang masih abu-abu
di pojok kamar dekat arca Bunda
ada sebatang lilin yang masih utuh
sekali lagi kau memejamkan mata
doa-doa mengalir dan tumpah di mata
tiba-tiba kau ingat mama. Rindu.
Sunyi merayap pelan-pelan
Seperti kerumunan rayap yang melubangi lemari tua
Tahun-tahun datang dan pergi
Tuhan menenun benang-benang kisah
Me-ji–ku-hi-bi-ni-u seperti warna pelangi, seperti warna diri
Pukul 00;00 seekor kupu-kupu berwarna putih
Hinggap di daun pintu begitu patuh
Dari laptop kau masih mendengar
‘Mother how are you today’
Mama, kau kah itu yang hinggap di mataku?
(2025)
Leave a Reply