Ruang Antri Pasien
mereka menanyaimu
rasa-rasa yang mungkin kau sembunyikan
mempertanyakan hal-hal
yang kau lakukan sebelumnya
mereka memeriksamu
melacak perjalanan masa lalumu
dari kursi itu
aroma obat menggodamu,
pada kenangan menahan rasa sakit
sesekali ringisan anak kecil,
memastikan sebagian ingatanmu
mereka menyayangimu
meski memelukmu sambil meneteskan
air mata menahan rasa sakit
dan traumamu
2024
Di Teras Villa Batur
hujan membawa datang
rindu menuju aku
dingin mulai menyelimuti
seperti kabut itu menutupi
kolam air tempat healing para turis
hujan adalah langit yang berjanji
melalui rintik, beribu kata-kata
menenangkan ikan-ikan di tambak
wangi sama, terasa saat ia membasahi
tanah, romantis bak sajak remaja
yang kau terjemahkan dengan physical touch
begitulah aku mencintai hujan
dan mengapa aku bahagia
2024
Anjing Peliharaan Pemilik Konter Hp
anjing berwarna cantik
semeriah casing hp yang menggantung
kiri-kanan dinding konter
memanjat kakiku, memberi salam
beberapa detik, ia mendekat lagi
tapi tak berani kuelus tubuhnya
“aku perlu lebih banyak waktu
untuk melakukan ini”
beberapa detik kemudian
bertanya dalam hati:
“apakah ia tetap menyukaiku
sebelum kuelus tubuhnya?”
sebelum kata-kata: anjing!
meluncur dari mulutku
si pemilik menyebutnya anak baik
ia hanya menggelengkan kepala
seirama ekor mungilnya
beberapa detik memberi
dua kali gonggongan
yang terkulum senyum di mulutnya
sama manisnya dengan si pemilik konter
2024
Di Depan Coffee Shop Kecil yang Selalu Ramai
aku percaya tiada obat rindu dijual apotek
aku percaya secangkir kopi
adalah obat penenang
sedikit manjur menawar candu
padamu
untuk sebuah perkenalan
kau bak kafein, menohok mata
melelehkan lelah
kau bahkan membiarkanku
menyruput senyummu sepuasnya
menyesapnya hingga detik terakhir
pertemuan kita
di depan coffee shop kecil
yang selalu ramai ini
kesunyian tetap terasa
tanpa ceritamu, tiada menu pengganti
bisa ditawarkan atau diracik barista
favorit kita
2024
Awan di Rak-rak Berdebu
ia menemukan kematian
pada aksara, pada halaman demi
halaman yang dibuka satu per satu
yang memaksanya jadi pembaca
dan jauh, dan jauh
ada jeda panjang di ujung lidah
segumpal awan di kepalanya
pelan-pelan menuju rak berdebu
potret hujan; mengikuti
matanya basah membacanya
halaman demi halaman
kata demi kata terbata-bata
diselesaikan sampai akhir
kalimatnya mulai pudar
menjadikan kisah pendek
di bawah nisan pikiran
2023
Bertemu // Bertamu
kan kupesan latte dengan gambar
bunga di atasnya, seperti yang kau suka
sambil menunggumu dari utara
angin menghampiri meja kayu
tempat kududuk, satu space kusiapkan untukmu
dari sini, bisa kita pandangi
sekumpulan bebek di sawah itu
sebenarnya tak sabar kukecup
penuh bengis saat kau hadir
di belakangku dengan senyum
surga kecil sahaja
bibirmu, sayang
selalu memunculkan cerita-cerita
dan segala kisah lucu, versimu
selebihnya rindu
seandainya hujan,
apakah kita tetap bisa bertemu
atau bertamu. seandainya badai
apakah kita memilih memaksa pulang
atau tetap bersama;
hingga wangimu tersamar aroma
tanah basah; kau percaya itu waktu
ada di pihak kita
kau sesap latte sebelum
kecup selembut foam mendarat
pelan di keningku,
mengusap semua kata seandainya
yang muncul berkali-kali belasan
menit belakangan
2024
Leave a Reply