Seseorang yang Menyentuh Biji Matamu dan Puisi Lainnya Karya Rikard Diku

Seseorang yang Menyentuh Biji Matamu dan Puisi Lainnya Karya Rikard Diku

Seseorang yang Menyentuh Biji Matamu

tidak ada percakapan seperti hari yang sudah-sudah

dari jendela hujan turun rintik-rintik

sepi menyalibkanmu di palang pintu kamar

kau dirundung rindu paling kepala batu

dan tak sabar ditimpuk waktu yang tampak berlalu

 

kau ingin segera pulang seperti orang buta di Betsaida

rebah ke tanah setelah sembuh. sembah

Cahaya Maha Cahaya

 

kau rasakan seseorang menyentuh biji matamu

seperti menghapus sesuatu di situ

di sudut kamar, sebatang lilin masih menyala

kau bertanya dalam doa: apa itu cinta?

di inti hatimu yang berisik ada yang berbisik

“cinta sejati adalah dia yang membalut lukamu dengan tangan

yang berlubang paku.”

 

tiba-tiba angin mati di sini

sunyi menyalibkanmu di palang pintu kamar sekali lagi

 

(Ledalero, Februari 2025)

 

Mimpi Kecil

Aku pernah punya mimpi. Kau bernyanyi

di suatu pagi sambil sesekali baca puisi

tentang kita yang puasa terhadap pelukan dan

aku tertawa

pelukan mengingatkanku pada tubuhmu

rumah dengan banyak jendela dan kurangi masuk angin

aku juga bernyanyi tentang hujan pertama bulan ini dan

kau menangis

hujan mengingatkanmu pada perpisahan paling pahit

bahagia-bahagia yang tidak memiliki warna

yang sudah tak lagi menjadi milik kita

 

(Januari, 2025)

 

Musim-musim yang Ingin Melupakan Kita

setelah tak ada lagi percakapan, kau pernah

diam-diam datang

di tempat aku menyemai mimpi-mimpi kecil

yang mulai tumbuh bunga-bunga. Berembun dan merekah

merah seperti warna kesukaanmu di waktu kecil

kau datang disambut hujan yang membenamkan rindumu

ke dalam puisi-puisi

yang sepi setelah melewati kegaduhan kota dan jalan-jalan

yang menghapus namamu

kita tidak bertemu karena alasan-alasan tertentu

kau kesini, aku kesana, kau ada tapi tak mengada

kita pernah begitu dekat sementara rindu tak mau diikat

kau pernah begitu nekat tapi semuanya sudah telat

tidak hanya di kota ini tapi dalam kata-kata dan doa

di situ kau memahami, rindu-rindu yang kubisikan kemarin

di kedua telingamu tidak benar-benar kau dengar

kini kau pergi meninggalkan jejak kaki yang sebentar lagi

dihapus musim-musim yang tak ingin mengingat kita

 

(Januari, 2025)

 

Setelah Rabu Abu

Empat puluh hari kemudian ada pantang dan puasa

puisi para nabi membaca suasana hati

di padang gurun hidup adalah musim kemarau

debu jalanan yang lengket pada tubuh

peziarah belajar mati raga dengan tabah

 

Dalam tubuh tercipta peperangan antara Mesir dan Israel

Musa membelah laut merah dengan tongkat yang tak lekas marah

tentara beserta kuda dan kereta mati dihanyut kenangan

Kanaan membuka jalan lebar-lebar bagi kaki

orang-orang yang berjalan tanpa membawa

masa lalu

 

Seperti tanda in nomine patris mulai dari dahi

di palang pintu rumah ada darah anak domba jantan

ingatan akan tobat paling ungu

 

(2023)

 

Baca Juga : Ruang Kelas dan Puisi Lainnya Karya Fajrul Alam atau kolom sastra lainnya

Rikard Diku Avatar

One response to “Seseorang yang Menyentuh Biji Matamu dan Puisi Lainnya Karya Rikard Diku”

  1. […] Juga : Seseorang yang Menyentuh Biji Matamu dan Puisi Lainnya Karya Rikard Diku atau kolom puisi […]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *